Belajar Bahasa Inggris Melalui Film?

Banyak yang menyarankan bahwa cara terbaik untuk belajar atau menguasai bahasa Inggris adalah dengan banyak-banyak menonton film. Mengapa Dosen English kurang sependapat?

Film berbahasa Inggris yang adegan-adegannya dilakoni oleh penutur asli bahasa Inggris memang sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai media untuk belajar bahasa Inggris. Namun, terdapat beberapa alasan (yang bersifat sangat subjektif) yang membuat belajar melalui film tidak dianjurkan (sekali lagi, ini adalah pendapat yang sangat subjektif).

Kebanyakan Menggunakan Bahasa Informal

Dalam kebanyakan film, bahasa Inggris yang digunakan adalah bahasa informal atau bahasa sehari-hari. Hal ini bagus karena kita sangat berpotensi untuk mendapatkan banyak input - yang berdasarkan artikel sebelumnya - dikatakan sangat dibutuhkan oleh pelajar bahasa Inggris.

Di Indonesia, bahasa Inggris yang diakui sebagai bahasa Inggris yang bagus dan berkelas adalah bahasa Inggris yang benar secara tata bahasa dan berterima secara pragmatis. Dalam film, anda akan menjumpai bahasa Inggris sehari-hari yang tentu tidak akan diterima oleh guru atu dosen anda. Berikut beberapa contoh ungkapan bahasa Inggris sehari-hari yang biasanya digunakan dalam film.

Informal vs Formal English - Dosen English
Informal Asal Kata Formal
I wanna learn English Want to I want to learn English
You get outta here Out of You get out of here
I give ‘em books Them I give them books
You gotta be careful Have got to You have got to be careful
You gotta driving license Have got a You have got a driving license

Kecepatan Berbicara

Untuk melatih kepekaan pendengaran kita terhadap input suara dalam bahasa Inggris, menonton film adalah media yang tepat. Namun, bagi orang Indonesia, tetap saja kecepatan berbicara aktris dan aktor dalam film terlalu cepat untuk kita cerna. Demikian halnya karena terjadi proses yang rumit didalam otak kita saat kita menerima input - kita dituntut untuk mampu menangkap input bahasa Inggris yang diujarkan aktris dan aktor dan disaat yang sama, kita juga harus men-translate kalimat-kalimat tersebut kedalam bahasa Indonesia terlebih dahulu, lalu di-translate lagi kedalam bahasa yang sehari-hari kita (bahasa daerah masing-masing).

Hal tersebut tentu saja akan membuat otak kita kewalahan dalam memproses input yang masuk. Hasilnya, alih-alih mendapatkan input, pada akhir film, kita baru sadar bahwa kita bahkan tidak belajar sama sekali dari film yang kita tonton.

Metode ini tidak dianjurkan untuk pelajar pemula. Jika anda telah berada pada level lower-advance, mungkin cara ini (belajar bahasa Inggris melalui film) bisa menjadi tantangan baru yang patut anda coba.

Kesimpulan

Belajar bahasa Inggris melalui film tentu saja bagus. Namun, perlu diperhatikan bahwa input yang tidak atua kurang sesuai dengan level kita hanya akan membuat proses pembelajaran terasa menjadi semakin sulit. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus, dikhawatirkan teman-teman akan menganggap bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang sulit karena anda merasa telah banyak menghabiskan waktu untuk belajar, namun anda tak kunjung mampu mempraktekkan hasil belajar anda.

Berdasarkan teori akuisisi dan pembelajaran bahasa Inggris, Stephen D. Krashen menyarankan pembelajaran yang menantang. Maksud dari menantang disini adalah menerima input atau masukan dengan model yang dikenal dengan istilah “i+1” yang berarti bahwa pelajar dapat dikatakan belajar ketika ia mempelajari materi satu tingkat diatas level mereka saat itu.

Jika teman-teman memaksakan diri untuk mempelajari sesuatu yang levelnya jauh diatas level teman-teman, maka sudah barang tentu materi tersebut akan terasa sangat sulit dipahami. Namun jika teman-teman sudah memahami dasar-dasar bahasa Inggris, belajar bahasa Inggris melalui film sangat disarankan karena hal tersebut kaya, bahkan sangat kaya, akan input.