Rahasia Mendapatkan Nilai Maksimal dalam Speaking

Berikut ini akan dibeberkan rahasia mendapatkan nilai maksimal dalam speaking. Tips berikut bukanlah jalan pintas, melainkan hanya membantu anda dalam memaksimalkan performa speaking anda.

Aspek yang Dinilai dalam Speaking

Dalam menilai performa speaking, tim penilai tentunya mengadopsi standar penilaian tertentu. Standar penilaian yang dikenal dengan istilah “rubrik penilaian” tersebut akan dijadikan sebagai parameter untuk menilai. Berbeda dengan penilaian dalam menjawab soal yang berujung pada kesimpulan “benar” atau “salah”, kriteria penilaian dalam speaking sedikit lebih rumit karena speaking tidak berbicara masalah “benar-salah”. 

Khusus untuk speaking, terdapat 7 poin dari rubrik yang umum digunakan. Ketujuh poin tersebut antara lain:

Vocabulary

Poin ini dinilai dari penggunaan kosakata. Semakin variatif kosakata yang digunakan, maka semakin besar pula potensi teman-teman mendapatkan nilai maksimal. Untuk membuat kalimat dengan kosakata yang variatif, teman-teman bisa memanfaatkan teknik paraphrasing - yakni teknik membahasakan ulang kalimat dengan mengubah redaksi kalimat tetapi tidak mengubah makna kalimat. Selain itu, penggunaan sinonim dan antonim dan mengubah kalimat aktif ke pastif atau kalimat pasif ke aktif juga ampuh untuk menambah variasi penggunaan kosakata. Berikut ini sedikit contohnya.

Kalimat Asli Penggunaan Sinonim
I am a student I am a learner
I am still a learner
I love English I have great interest in learning English
I am attached to English

Pada tabel diatas, terlihat sedikit variasi kalimat yang sebenarnya bermakna sama dengan kalimat aslinya. Kalimat diatas diubah atau divariasi dengan menggunakan sinonim dari kata yang menjadi inti frasa/klausa/kalimat - dalam hal ini, digunakan sinonim. Selain menggunakan sinonim, teman-teman juga dapat menggunakan antonim untuk menambah variasi penggunaan kosakata.

Selanjutnya contoh penggunaan teknik pengubahan kalimat aktif ke pasif atau pasif ke aktif. Untuk menguasai teknik ini, teman-teman harus mengetahui cara mengkonversi atau mengubah kalimat aktif ke pasif. Caranya adalah dengan menempatkan objek kalimat didepan diikuti oleh be (am/is/are/was/were) dan diikuti lagi oleh past participle.

Aktif Pasif
I learn English English is what I learn
English is the subject I learn
I drive my car to somewhere My car is driven by me to somewhere
My teacher teaches English English is taught by my teacher
I am reading a book A book is read by me

Fluency

Secara harfiah, fluency berarti “kelancaran”. Sesuai istilahnya, poin ini menilai kelancaran pembicara (speaker) dalam menyampaikan ide dan perasaannya. Untuk mendapatkan nilai tinggi pada poin ini, jelas teman-teman harus banyak berlatih. Hanya itu kuncinya. 

Pada poin ini, teman-teman harus sedikit mengalah dengan grammar. Biasanya, tim penilai tidak akan terlalu memperhatikan masalah grammar melainkan lebih mengedepankan aspek “kelancaran” - yang penting lancar dan tidak tersendat-sendat.

Bagi pelajar yang takut berbicara atau tidak mau berbicara jika tata bahasanya belum benar akan terhambat pada poin ini. Kuncinya, kesampingkan dahulu masalah tata bahasa dalam speaking.

Accuracy

Accuracy berkenaan dengan ketepatan penggunaan kosakata, tata bahasa, pelafalan, intonasi, dan lain sebagainya. Poin ini memang sedikit agak sulit karena kita dituntut untuk mampu menggunakan bahasa Inggris secara refleks dengan lancar (fluent) dan akurat (accurate). 

Banyak berlatih adalah kunci dari fluency dan accuracy. Perlu diingat, tidak ada jalan pintas yang dapat teman-teman tempuh untuk memenangkan dua poin penilaian (fluency & accuracy) ini.

Pronunciation

Pronunciation atau pelafalan jelas akan dinilai oleh tim penguji. Poin ini berkenaan dengan apakah pelafalan tiap-tiap kata telah sesuai dengan sebagaimana kata-kata tersebut seharusnya dilafalkan atau tidak. Didalam bahasa Inggris, terdapat penekanan untuk tiap-tiap kata. Untuk menguasai pronunciation, tidak ada solusi lain selain banyak-banyak melakukan latihan listening.

Understanding

Understanding merujuk pada pemahaman terhadap apa yang kita bicarakan. Poin ini juga sangat penting mengingat ini berkenaan dengan konten yang sedang dibicarakan.

Banyak berbicara tanpa pengetahuan tentang apa yang dibicarakan, meskipun bahasa Inggrisnya lancar, tentu akan mendapat sedikit poin. Anda disarankan untuk mengumpulkan berbagai macam sumber terkait topik atau judul materi yang akan anda bahas sebelum anda benar-benar berbicara tentang topik tersebut.

Intonation

Intonasi ternyata juga penting dalam speaking. Buktinya, aspek ini turut dimasukkan sebagai salah satu parameter penilaian. Untuk mencuri perhatian tim penilai, teman-teman dianjurkan untuk banyak-banyak mendengar input dalam bahasa Inggris. Intonasi dalam pelafalan kalimat bahasa Inggris jelas berbeda dengan intonasi pelafalan kalimat dalam bahasa Indonesia. Pada artikel lain di web/blog ini, Dosen English telah mengulas cara-cara mendapatkan input bahasa Inggris. Silahkan teman-teman praktekkan.

Diction

Diksi berkenaan dengan pemilihan kosakata yang sesuai. Misalnya padanan kata untuk lampu - apakah ‘mati’, ‘padam’, ‘gugur’, ‘meninggal’, atau ‘wafat’. Di Indonesia, kita kerap kali menggunakan istilah “mati lampu” padahal yang benar secara bahasa adalah “lampu padam”. Berkenaan dengan diction, Dosen English memiliki pengalaman menarik saat ujian speaking. Pada waktu itu, Dosen English mengatakan ‘I use white and blue shirt’ yang seharusnya ‘I wear white and blue shirt’. Meskipun terasa sepele, masalah diksi (diction) ini sangat penting dan menentukan dalam speaking.

Kuasai Materi

Menguasai materi yang akan dibicarakan adalah hal wajib yang harus teman-teman penuhi. Penguasaan terhadap materi sebaiknya tidak dilakukan dengan pendekatan ‘menghafal materi’. Jika tim penilai yang anda hadapi adalah orang-orang terlatih, secara psikologis anda akan ketahuan bahwa anda tidak sedang berbicara melainkan hanya sekadar bersuara menjelaskan hafalan anda.

Percaya Diri

Hal ini berkenaan dengan aspek psikologis teman-teman yang mengubahnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, percaya diri itu wajib. Tinggal teman-teman pilih, jika target teman-teman sekalian melebihi pentingnya menjaga citra diri, tentu teman-teman akan sedikit lebih mudah untuk menjadi percaya diri. Namun jika citra diri lebih penting dibanding nilai, maka jadilah orang yang tersandera gengsi.

Salah satu aspek psikologis yang dinilai dalam speaking adalah kepercayaan diri. Perlu diingat bahwa percaya diri sangat jauh berbeda dengan tanpa perhitungan. Orang yang percaya diri adalah orang yang berangkat dengan modal penguasaan materi sementara orang yang tanpa perhitungan biasanya tampil apa adanya tanpa penguasaan materi sehingga terkesan asal bunyi dalam berbicara - salah atau benar yang penting bicara.

Eye Contact

Eye contact harus diperhatikan oleh speaker atau pembicara. Pembicara yang baik adalah pembicara yang memperhatikan aspek ‘kontak mata’. Inilah salah satu bentuk kepercayaan diri yang dapat kita tunjukkan baik kepada tim penilai maupun kepada audience kita.

Dalam prakteknya, lakukan eye contact kepada pendengar anda dengan durasi maksimal 2 detik untuk setiap pasang mata. Durasi 2 detik tersebut, berdasarkan anjuran praktisi, dipandang sebagai durasi yang paling ideal. Adanya eye contact menegaskan kepada audience bahwa anda benar-benar memahami materi yang anda bicarakan - bukan hasil dari hafalan.

Body Gesture

Body gesture merujuk pada perilaku tubuh anda secara fisik saat anda berbicara. Anjuran dari beberapa buku, hindari memegang hidung saat berbicara, melipat tangan didepan dada, dan menggaruk kepala bagian belakang karena ketiga perilaku tersebut merupakan ciri-ciri orang yang tidak yakin dengan apa yang ia bicarakan. Jika anda sendiri tidak yakin dengan apa yang anda bicarakan, jangan berharap anda mampu membuat orang lain yakin.